KOTA MALANG - Setelah melakukan puasa Ramadhan sebulan penuh, seluruh umat muslim kini kembali menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 H, perayaan tersebut juga dirasakan oleh sivitas akademika Universitas Brawijaya (UB) dengan melaksanakan Sholat Ied bersama-sama di lapangan Gedung Rektorat pada Sabtu (22/4).
Kegiatan ini menjadi penutup rangkaian Gebyar Ramadhan yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Keagamaan (PPA) UB selama bulan puasa. Beragam kegiatan seperti kajian umum menjelang buka puasa, tausyiah, bazaar, donor darah, tabligh akbar, seminar qurani, wisuda tahfizh bagi mahasiswa penghafal Al-Qur’an hingga santunan kepada anak yatim dihadirkan untuk mengisi esensi keimanan di lingkungan kampus UB.
Turut hadir dalam acara Sholat Ied bersama yaitu Prof. Widodo, SS.i, MS.i, Ph.D, Med.Sc, selaku Rektor ditemani jajaran pimpinan universitas, segenap dosen, tenaga kependidikan serta para mahasiswa, bahkan beberapa mahasiswa internasional yang sedang berkuliah di UB juga menyempatkan untuk ikut serta.
Dengan mengusung tema “Pendidikan Ramadhan untuk Komitmen kemali Kepada Fitrah Insani”, Prof. Ir. Hadi Suyono , MT, Ph.D mengungkapkan bahwa perjalanan ramadhan sejatinya mengajak setiap individu untuk kembali merenungi, bermuhasabah diri dalam melihat kebesaran tuhan.
Sebagai insan muslim, sudah seharusnya memahami bahwa ibadah yang selama ini kita lakukan tak akan terlaksana tanpa bantuan dan izin dari Allah. “Maka dari itu tunjukkanlah perasaan malu, meratap rendah dihadapannya sembari mengetuk pintu suci ampunan, membawa ibadah kita yang terkadang masih belum layak untuk kita serahkan kepadanya.
Ramadhan merupakan bulan dimana pintu surga dibuka lebar-lebar namun sayang terkadang keangkuhan hati masih menguasai diri manusia untuk tidak melangkah kaki menuju keimanan, begitu juga sebaliknya, disaat pintu neraka ditutup rapat-rapat akan tetapi hawa nafsu kita masih saja memberontak untuk membukanya, ” ungkap Prof. Hadi selaku Khotib Sholat Idul Fitri.
Ia-pun menambahkan apabila setiap insan muslim terus menjaga komitmen, memperbaiki diri dalam melakukan ibadah puasa, karena hal ini merupakan pengingat agar nantinya mereka semua tidak terjerumus dalam golongan yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dimana ada diantara umat muslim menjalankan ibadah-ibadah di bulan puasa namun dosa-dosanya masih belum terampuni ketika Ramadhan telah pergi, disebutkan merekalah orang-orang yang merugi. “Bulan Ramadhan merupakan waktu bagi kita untuk meletakkan diri untuk mengenal lebih dekat, menumpahkan air mata, membasahi sujud dan doa kepada Allah, sebab tidak ada lagi nikmat yang lain yang setara di saat hati manusia bergetar mengingat dan merasakan lembutnya kasih yang maha pencipta, ” ungkapnya.
Di Hari Raya yang Fitri ini menjadi puncak pembersihan diri dalam pendidikan puasa bersama nikmat yang diperlihatkan oleh Allah kepada seluruh umat muslim yang merayakannya, selain itu menjadi cerminan kepada mereka untuk kembali merindukan pertemuan dengan bulan Ramadhan.
Baca juga:
Dominasi Jawa Tengah dalam PEKSIMINAS ke-16
|
Sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW “Barang siapa berpuasa Ramadhan karena alasan keimanan dan berharap pahala dari Allah, maka keluar dari dosa-dosanya yang telah lalu seperti hari dimana dirinya dilahirkan ke dunia, yaitu kembali fitrah”. Jangan sampai perasaan dan keinginan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadhan menjadi sirna, karena puasa Ramadhan akan membawa keberkahan yang tak ternilai bagi siapapun yang menjalankannya. (humas)