KOTA MALANG - Program Studi Teknologi Informasi (Prodi TI) kembali menyelenggarakan kuliah tamu atau kuliah tamu dalam program Visiting Professor 3in1 dengan mengundang Prof. Chikamune Wada dari Kyushu Institute of Technology, Jepang.
Kegiatan kuliah yang dilaksanakan secara berani ini membahas mengenai Internet of Things (IoT) yang dilaksanakan selama 2 hari pada Selasa (6/9/2022) dengan tema “Alat/sistem bantu untuk disabilitas indera (buta, tunarungu)” , sedangkan pada Selasa minggu kedua (13/9/2022) dengan tema “Alat bantu/sistem untuk gangguan motilitas (paralisis, amputasi)”. Selama 2 kali pertemuan tamu ini dipandu dan dimoderatori oleh Intan Sartika Eris Maghfiroh, SE, MBA
Baca juga:
Menanti Kolaborasi FISIP UB dan FISIPOL UGM
|
Para partisipan dalam kegiatan kuliah ini mengumpulkan 110 peserta yang terdiri dari mahasiswa FILKOM UB. Turut hadir pula Ketua Departemen Sistem Informasi, Issa Arwani, S.Kom., M.Si. beserta dosen dari Prodi TI. Mengawali acara, disampaikan oleh Issa Arwani yang menyambut hangat di atas kehadiran Prof. Chikamune Wada serta berterima kasih kepada waktu dan membagikan ilmu kepada dosen dan mahasiswa FILKOM UB.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Chikamune Wada sebagai presenter dan suatu kehormatan bagi kami atas kunjungan ini, ” sambut Issa.
Pada kuliah tamu ini Prof. Wada menjelaskan mengenai perangkat atau sistem bantuan untuk para penyandang cacat yaitu keterbatasan fungsi panca indra dalam hal ini khususnya kecacatan rungu dan kemudian kecacatan pada fungsi tubuh. Cacat ini diartikan sebagai penyakit yang muncul sejak lahir atau akibat kecelakaan, atau efek samping dari pengobatan. Beberapa jenisnya antara lain lumpuh, kehilangan anggota tubuh akibat amputasi, dan cerebral palsy .
“Perangkat atau sistem yang dapat membantu orang yang mengalami malfungsi atau kehilangan fungsi sensorik atau motorik untuk meningkatkan aktivitas hidup sehari-hari atau merehabilitasi fungsi. Dengan menggunakan perangkat/sistem, banyak penyandang disabilitas dan lanjut usia dapat mengatur kehidupan mandiri mereka tanpa dukungan apapun, sampai taraf tertentu, ” terang Prof. Wada.
Prof Wada menambahkan dengan adanya alat bantu serta sistem seperti ilmu mengenai robotika, AI (kecerdasan buatan) dan ilmu otak akan sangat berguna untuk membantu para penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-harinya tanpa bergantung kepada orang lain. Salah satu contoh yang dijelaskan oleh Prof. Wada disini yaitu membuat sensasi visual bagi penyandang disabilitas netra dengan menggunakan artificial vision.
Dalam karya penelitiannya Prof. Wada menciptakan alat kacamata bagi para penyandang disabilitas netra yang dinamai Argus II Retinal Prosthesis System. Kacamata tersebut dapat menangkap suatu objek dengan kamera depan yang akan menjaga bola mata melalui Electrode Array.
Dalam kegiatan tersebut, Prof. Wada juga menyampaikan beberapa kerjasama dari Kyushu Institute of Technology dengan FILKOM UB. Dia berharap juga ada kolaborasi riset dengan dosen dari FILKOM UB. Kegiatan kuliah ini ditutup dengan sesi tanya jawab dari para partisipan mahasiswa kepada Prof. Wada. (drn/Humas UB)